Hampir semua orang melakukan kegiatan karena
didorong oleh keinginan-keinginan tertentu. Misalnya, untuk
apa kamu bersusah-susah belajar?
Apa tujuan seorang ayah bekerja
keras siang dan malam? Mengapa ibumu harus buang-buang
waktu untuk menawar harga ketika akan membeli barang
tertentu?Keinginan, entah disadari atau tidak, yang mendorong seseorang
melakukan kegiatan tertentu itulah yang disebut dengan
motif.
a. Motif
Ekonomi
Coba sekali waktu bertanyalah kepada ibumu,
mengapa ia membeli minyak goreng merek A dan bukan merek
B. Mungkin kamu akan mendapat jawaban untuk
menghematuang belanja karena minyak goreng merek A lebih murah. Atau,
jawaban lain, mungkin supaya masakan lebih enak karena
minyak goreng merek A lebih gurih daripada merek B,
dan sebagainya. Keinginan untuk menghemat uang belanja
atau agar masakan lebih lezat mendorong ibumu melakukan
tindakan ekonomi. Keinginan semacam itu disebut
motif ekonomi.
Jadi, motif ekonomi artinya faktor-faktor
yang mendorong manusia melakukan tindakan ekonomi. Alasan
atau motif ekonomi yang mendorong manusia melakukan
tindakan ekonomi dibedakan sebagai berikut:
1) Motif
untuk Mencapai Kemakmuran
Kecenderungan manusia adalah senantiasa
mencapai kemakmuran bagi kehidupannya. Kemakmuran diartikan
sebagai kondisi di mana manusia dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhannya. Kebutuhan tersebut
sangatlah beragam, mulai dari kebutuhan primer, sekunder,
dan tersier. Motif untuk mencapai kemakmuran
menjadi salah satu pendorong manusia bekerja
keras.
2) Motif
untuk Memperoleh Kekuasaan di Bidang Ekonomi
Seorang konglomerat berarti orang yang memiliki
banyak perusahaan, sedangkan monopoli berarti
orang atau perusahaan yang berhasil menjadi pedagang
atau penghasil produk tanpa ada pesaing. Mengapa
ada orang yang sekalipun sudah mempunyai beberapa
perusahaan masih saja bekerja keras mengembangkan
anak perusahaannya? Tanyakan pula apa tujuan
seseorang atau perusahaan memonopoli suatu produk?
Salah satu motif yang mendorong para konglomerat
atau orang dan perusahaan melakukan tindakan
tersebut adalah keinginan untuk berkuasa dalam
bidang ekonomi.
b. Motif
Nonekonomi
Selain motif ekonomi, tindakan yang dilakukan
seseorang juga didorong oleh motif non-ekonomi. Motif
non-ekonomi adalah alasan yang melandasi tindakan
seseorang bukan untuk memenuhi kebutuhan
hidup dan keinginan keinginannyayang
tidak terbatas. Dengan kata lain, motifnon-ekonomi merupakan alasan yang
mendorong manusia bertindak bukan dalam
konteks kegiatan ekonomi. Motifnon-ekonomi tersebut adalah sebagai berikut:
1) Motif
untuk Memperoleh Penghargaan
Motif ekonomi jenis ini mendorong seseorang
melakukan tindakan ekonomi bukan semata-mata untuk
memenuhi kebutuhan, melainkan untuk dipandang dan
mendapat penghargaan dari pihak lain. Misalnya, orang
memakai baju atau mobil merek tertentu, rumah dengan
desain tertentu bukan semata-mata karena ia butuh
baju atau mobil atau rumah, melainkan agar mendapat
pujian.
2) Motif
Sosial
Motif sosial berarti motif yang mendorong
seseorang melakukan tindakan ekonomi untuk kepentingan
pihak lain. Banyak orang yang melakukan tindakan
ekonomi yang ditujukan untuk kepentingan orang
banyak. Mereka adalah orang-orang yang berbudi luhur
yangtidak hanya mementingkan diri sendiri. Pelaku ekonomi dengan
motif sosial dapat bertindak secara perseorangan dan
secara organisasi atau lembaga. Contoh perseorangan, misalnya
setiap hari kamu menyisihkan uang sakumu untuk
kamu berikan kepada anak jalanan. Sedangkan contoh
lain adalah orang yang membentuk yayasan anakyatim piatu, panti jompo, dan
pusat rehabilitasi orang bermasalah.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan
contoh-contoh berikut ini:
1)
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Pak Jamal beristirahat
untuk melepaskan rasa lelahnya.
2)
Eva senantiasa mendidik adik-adiknya agar
rajinmembersihkan rumah setiap pagi. Oleh karena itu, Eva selalu
memberi teladan kepada adik-adiknya dengan rajin bekerja.
3)
Rudi semalaman tidak tidur karena harus
menyelesaikan tugas kuliahnya yang menumpuk.
4)
Dedi belajar dengan giat untuk mendapatkan
nilai yang bagus.
5)
Pak RW mengadakan program sistem keamanan lingkungan
(Siskamling) demi terciptanya keamanan dan ketertiban
lingkungan.
3. Prinsip
Ekonomi
Skala prioritas mengarahkan kita pada
pilihan-pilihan yang paling menguntungkan
dari berbagai pilihan yang ada. Hal inimenyangkut pengorbanan yang kita lakukan
dan hasil yangakan kita dapat. Prinsip ekonomi pada dasarnya merupakantindakan
memperoleh hasil yang maksimal dari pengorbananyang telah kita lakukan.Dengan
kata lain, dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup,kita perlu berpedoman pada
prinsip ekonomi. Dengan prinsip ekonomi
kita menjadi cermat, efektif dan efisien dalam bertindak.
Prinsip ekonomi berbunyi:
“Dengan
pengorbanan sekecil-kecilnya berusaha untukmendapatkan hasil tertentu atau
dengan pengorbanan tertentu berusaha
untuk mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya.”
Berikut ini adalah ciri-ciri perilaku orang
yang berpegang pada prinsip ekonomi.
a.
Bersikap Hemat
Orang yang menerapkan prinsip ekonomi akan
bersikaphemat. Ia tidak akan bertindak boros karena bertentangandengan prinsip
ekonomi. Pada saat berbelanja, orang yangmenerapkan prinsip ekonomi akan
memilih barang yang berkualitas dengan
harga murah. Ia pun hanya akan membeli barang-barang
yang benar-benar dibutuhkan.
b.
Menentukan Skala Prioritas
Orang yang menerapkan prinsip ekonomi akan
membuat skala prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
Kita pernah membuat daftar skala prioritas. Daftar Skala
Prioritas (DSP)adalah daftar urutan kebutuhan berdasarkan tingkat kepentingannya.
Adapun upaya memprioritaskan kebutuhan
dipengaruhi hal-hal sebagai berikut:
1) Tingkat
pendapatan seseorang
Pendapatan seseorang pasti akan memengaruhi
DSP yang dibuatnya. Orang dengan pendapatan
tinggi memiliki DSP yang berbeda dengan orang
yangberpendapatan sedang apalagi rendah. Namun, berapapun tingkat pendapatan
seseorang, harus diusahakan agar jangan
sampai pengeluaran lebih besar daripada pendapatan.
2) Status
kedudukan seseorang
Status juga memengaruhi DSP yang dibuat
seseorang.Orang dengan status sosial tertentu sering harus memprioritaskan
kebutuhan-kebutuhan tertentu pula.Bagi seorang pejabat negara, jas dan dasi
tentu menjadi prioritas kebutuhan mereka, akan tetapi
barang-barang tersebut bukan prioritas bagi para petani di
desa.
3) Faktor
lingkungan
Lingkungan juga sangat memengaruhi penyusunan
DSP.Orang yang hidup di lingkungan yang setiap minggu mengadakan
kerja bakti, misalnya, alat-alat kebersihan mungkin
menjadi prioritasnya. Sementara bagi orang yang
hidup di lingkungan yang gemar berpesta dan bergaya
hidup mewah, prioritasnya mungkin baju pesta.
c.
Bertindak secara Rasional dan Ekonomis
Seseorang yang menerapkan prinsip ekonomi
akan bertindak rasional atau bertindak sesuai
dengan nalar akal sehat. Ia akan lebih
memilih sesuatu yang sudah pasti hasilnya
daripada sesuatu yang masih bersifat spekulasi (adu untung
dan rugi). Ketika menjalankan usaha atau bisnis,seorang yang menerapkan prinsip
ekonomi akan senantiasa merancang
bisnisnya dengan pertimbangan yang matang.
d.
Bertindak dengan Prinsip Cost and Benefit
Seseorang yang bertindak berdasarkan prinsip cost and benefit selalu
memperhitungkan antara biaya (cost)
yang dikeluarkan dengan manfaat (benefit) yang
akan diperolehnya sebelum melakukan tindakan
ekonomi.