1. Jenis-jenis penyimpangan
Jenis-jenis penyimpangan perilaku,
penyimpangan norma dan nilai masyarakat, antara lain sebagai berikut:
1) Pencurian, penodongan, perampokan.
2) Pembunuhan, perkosaan.
3) Perkelahian (tawuran) antarremaja.
4) Penyalahgunaan alkohol (minuman keras) dan
narkoba.
5) Hubungan seks di luar nikah.
6) Perjudian, pelanggaran lalu lintas dan
lain-lain.
2. Sebab-sebab terjadinya penyimpangan
Mengapa di dalam kehidupan masyarakat
terdapat perilaku penyimpangan terhadap nilai dan norma yang berlaku?
Faktor-faktor apa yang menjadi penyebabnya? Untuk menjawab pertanyaan itu, kita
harus hati-hati dan tahu tentang situasi dan kondisi masyarakat tersebut.
Masyarakat merupakan kumpulan orang yang mempunyai aneka ragam perbedaan dan
persamaan dalam berbagai hal. Misalnya: kekayaan, keahlian (keterampilan),
keuletan, kepandaian, ketaatan, asal-usul, agama, adat kebiasaan, situasi dan
kondisi rumah tangga dan lain-lain.
Tidak dapat dipungkiri atau dengan kata lain
“jujur saja”, bahwa setiap orang ingin hidupnya serba enak, kecukupan dalam
segala hal tanpa harus bersusah payah, bekerja ke sana kemari siang malam
membanting tulang. Tapi apakah itu mungkin dan berlaku bagi semua orang? Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebab-sebab adanya perilaku penyimpangan
antara lain:
a. Sikap mental yang tidak sehat
Perilaku menyimpang dapat pula disebabkan
karena sikap mental yang tidak sehat, biasanya ia tidak merasa bersalah atau
menyesal atau perbuatannya merasa senang. Contohnya profesi sebagai pelacur.
b. Keluarga yang broken home
Tidak ada keharmonisan dalam keluarga, akan
menyebabkan tidak tahan tinggal di rumah, sehingga mencari kesenangan di luar
rumah. Contohnya: para remaja minum obat-obatan terlarang di luar rumah.
c. Pelampiasan rasa kecewa
Seseorang yang mengalami kekecewaan apabila
tidak bisa mengalihkan rasa kecewa ke hal yang positif, maka ia akan berusaha
mencari pelarian untuk memuaskan rasa kecewanya. Contohnya: bunuh diri.
d. Dorongan kebutuhan ekonomi
Seseorang yang terdesak kebutuhan ekonominya
bisa melakukan tindakan menyimpang apabila tidak kuat imannya. Contohnya:
perbuatan koropsi, mencuri, atau merampok.
e. Keinginan untuk dipuji
Keinginan untuk dipuji atau gaya-gayaan
seperti banyak uang, selalu berpakaian mahal dan perhiasan yang mahal/mewah
atau gaya hidup yang mewah. Agar keinginan ini terwujud ia rela melacurkan diri
dan merampok.
f. Proses belajar yang menyimpang
Hal ini terjadi melalui interaksi sosial
dengan orang-orang yang berperilaku menyimpang. Contoh seorang anak remaja yang
sering bergaul dengan kelompok remaja pengguna obat-obatan terlarang dapat
berpengaruh untuk berbuat seperti itu.
g. Ketidaksanggupan menyerap norma budaya
Ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam
kepribadiannya karena ia menjalani proses sosialisasi yang tidak sempurna
sehingga ia tidak sanggup menjalankan perannya sesuai dengan perilaku yang
diharapkan oleh masyarakat.
h. Adanya ikatan sosial yang berbeda
Seseorang yang telah bermasyarakat dengan
kelompok-kelompok akan cenderung mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok
yang paling ia hargai dan akan lebih senang bergaul dengan kelompok itu
daripada dengan kelompok lainnya.
i. Akibat proses sosialisasi nilai-nilai
subkebudayaan yang menyimpang
Perilaku menyimpang yang terjadi dalam
masyarakat disebabkan karena seseorang memilih nilai subkebudayaan yang
menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan
norma budaya yang dominan. Contoh kehidupan di lingkungan pelacuran dan
perjudian.
j. Akibat kegagalan dalam proses sosialisasi
Proses sosialisasi bisa dianggap tidak
berhasil jika individu tersebut tidak berhasil mendalami norma-norma
masyarakat. Keluarga adalah lembaga yang paling bertanggungjawab atas penanaman
norma-norma masyarakat. Ketika keluarga tidak berhasil mendidik para
anggotanya, maka yang terjadi adalah penyimpangan perilaku.
k. Pengaruh lingkungan dan media massa
Seseorang yang melakukan tindakan menyimpang
dapat dibedakan oleh pengaruh lingkungan kerja, lingkungan bermainatau teman
sepermainan, dapat juga karena pengaruh media massa, contoh tayangan televisi
yang menampilkan tindak kekerasan atau kriminal, dan lain sebagainya.
Adanya berita dan gambar-gambar, serta
tayangan di stasiun televisi pemerintah maupun swasta tentang film kartun
maupun layar lebar yang menonjolkan kekerasan dan kriminal seperti: Buser,
Brutal, Lacak, Sidik, Patroli, Investigasi dan lain-lain.
Hal itu langsung atau tidak dapat
mempengaruhi emosi dan kejiwaan para pemirsa yang sangat heterogen umur,
pendidikan, lingkungannya. Akibatnya sering terjadi perkelahian, perampokan,
perkosaan, pembunuhan dan lain-lain hanya disebabkan masalah kecil.