Dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, konsumen
umumnya mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan
dalam mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk manufaktur (Garvin dalam
Lovelock, 1994; Peppard dan Rowland, 1995) antara lain meliputi:
1.
Kinerja
(performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core
product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah
penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam mengemudi, dan
sebagainya.
2. Ciri-ciri atau
keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap, misalnya kelengkapan interior dan eksterior seperti dash board, AC,
sound system, door lock, power steering, dan sebagainya.
3. Keandalan (reliability),
yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal dipakai, misalnya
mobil tidak sering macet/rewel/rusak.
4.
Kesesuaian
dengan spesifikasi (conformance to specifications), yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan
sebelumnya. Misalnya standar keamanan dan emisi terpenuhi, seperti ukuran as
roda untuk truk tentunya harus lebih besar daripada mobil sedan.
5.
Daya
tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis
penggunaan mobil. Umumnya daya tahan mobil buatan Amerika atau Eropa lebih baik
daripada mobil buatan Jepang.
6.
Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan,
mudah direparasi serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang
diberikan tidak terbatas hanya sebelum penjualan, tetapi juga sela proses
penjualan hingga purna jual, yang juga mencakup pelayanan reparasi dan
ketersediaan komponen yang dibutuhkan.
7.
Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca
indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model/desain yang artistik,
warna, dan sebagainya.
8.
Kualitas
yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi produk
serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya. Biasanya karena kurangnya
pengetahuan pembeli akan atribut/ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka
pembeli mempersepsikan kualitasnya dari aspek harga, nama merek, iklan,
reputasi perusahaan maupun negara pembuatnya. Umumnya orang akan menganggap
merek Mercedez Roll Royce, Porsche, dan BMW sebagai jaminan mutu.
Sementara
itu dalam mengevaluasi jasa yang bersifat intangible, konsumen umumnya
menggunakan beberapa atribut atau faktor berikut (Parasuraman, et al., 1985):
1.
Bukti
langsung (tangibles), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,
dan sarana komunikasi.
2.
Keandalan
(reliability), yakni kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera, akurat, dan memuaskan.
3.
Daya
tanggap (responsiveness), yaitu keinginan para staf dan karyawan untuk
membantu para pelanggan dan memberikan pelayanan dengan tanggap.
4.
Jaminan
(assurance), mencakup pengetahuan, kemampuan, kesopanan, dan sifat dapat
dipercaya yang dimiliki para staf; bebas dari bahaya, risiko atau
keragu-raguan.
5. Empati, meliputi
kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi,
dan memahami kebutuhan pelanggan.
Dalam
mengevaluasi kepuasan terhadap suatu perusahaan tertentu, faktor-faktor penentu
yang digunakan bisa berupa kombinasi dari faktor penentu kepuasan terhadap
produk dan jasa. Umumnya yang sering digunakan konsumen adalah aspek pelayanan
dan kualitas barang atau jasa yang dibeli.