Karena adanya provokasi dari pasukan Sekutu
yang diboncengi pasukan Belanda yang dapat mengancam keselamatan negara,
akhirnya pemerintah menugaskan Mayor Urip Sumoharjo (pensiunan KNIL) untuk
menyusun tentara kebangsaan (TKR). Markas tertinggi TKR berada di Yogyakarta.
Pada tanggal 5 Oktober 1945, pemerintah
mengeluarkan maklumat berdirinya TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan ketua
Supriyadi (Tokoh PETA di Blitar). Meskipun sudah ditunjuk sebagai ketua TKR,
tetapi tidak pernah muncul melaksanakan tugas. Untuk menindaklanjuti keadaan
itu, pada tanggal 12 November 1945 markas tertinggi TKR mengadakan rapat untuk
membahas pemilihan pimpinan tertinggi TKR. Hasil rapat ialah yang terpilih
menjadi panglima TKR ialah Kolonel Sudirman (Komando Devisi V/Banyumas).
TKR (Tentara Keamanan Rakyat) berganti nama
menjadiJenderal Urip Sumoharjo Kepala Staf Tentara Keselamatan Rakyat (1
Januari 1946), perubahan Umum Angkatan Perang RI tersebut telah disetujui oleh
pemerintah. Perubahan nama tersebut dimaksudkan supaya tugas tentara diperluas
dan diperdalam, Indonesia Merdeka Pemakaian nama Tentara Keselamatan Rakyat
tidak berlangsung lama, pada tanggal 24 Januari 1946 diganti menjadi Tentara
Rakyat Indonesia/TRI.
Tentara Rakyat Indonesia (TRI) masih perlu
disempurnakan lagi, karena masih terdapat badan-badan kelaskaran. Laskar rakyat
di seluruh Indonesia harus dipersatukan dalam satu tempat, sehingga tercipta
suatu kekuatan besar di bawah satu komando. Pada tanggal 3 Juni 1947, nama
Tentara Rakyat Indonesia diganti menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI).
Pimpinan TNI dilantik Presiden pada tanggal
27 Juni 1947, yaitu:
a. Jenderal Sudirman sebagai Panglima Besar seluruh
Angkatan Perang Republik Indonesia.
b. Letnan Jenderal Urip Sumoharjo sebagai
Kepala Staf Umum diserahi tugas khusus mengurus Angkatan Darat.
c. Komodor Udara S. Suryadarma sebagai
Panglima Angkatan Udara.
d. Laksamana Muda Nazir sebagai Panglima
Angkatan laut.
Pergantian nama itu dilatarbelakangi oleh
upaya mereorganisasi tentara kebangsaan yang benar-benar profesional. KNIL
(Koninklijk Nederlands-Indische Leger) adalah tentara kolonial Hindia Belanda.
Para mantan perwira KNIL amat berperan dalam merintis terbentuk-nya tentara
kebangsaan yang terorganisasi. Para mantan perwira itu antara lain Urip
Sumoharjo, A.H. Nasution, dan Alex Kawilarang.