Gerakan Protes Petani di Masa Penjajahan
Gerakan sosial ini biasanya muncul pada tanah
partikelir (particulierelanderijen) yang dimiliki para tuan tanah.
Pemilik tanah berhak menuntut penyerahan wajib.
Selain itu, wajib bekerja kepada para petani
yang berdiam di wilayah tanahnya. Kesewenang-wenangan menggunakan hak itu
menyulut ketidaksenangan para petani. Apalagi, pemerintah kolonial dan penguasa
pribumi berpihak kepada tuan tanah.
a.
Gerakan di Ciomas, dilancarkan di daerah
Gunung Salak Jawa Barat, tahun 1886. Gerakan ini dipimpin oleh Muhammad Idris
dan Arpan.
b.
Gerakan di Condet, terjadi di Tanjung Oost
pada tahun 1916.
c.
Gerakan rakyat di Tangerang terjadi pada
tahun 1942, dipimpin oleh Kaiin.
Gerakan Ratu Adil di Masa Penjajahan
Gerakan sosial ini muncul berdasarkan
kepercayaan bahwa seorang tokoh akan datang untuk membebaskan orang dari segala
penderitaan dan kesengsaraan.
Tokoh itu digambarkan sebagai seorang ratu
adil atau Imam Mahdi. Gerakan ini muncul sebagai protes terhadap berbagai
tekanan dari pemerintah kolonial Belanda.
Pemimpin gerakan biasanya dianggap sebagai
utusan Tuhan untuk kesejahteraan manusia. Gerakan ratu adil itu, diantaranya:
a. Gerakan di Sidoarjo–Jawa Timur, tahun 1903
oleh Kyai Hasan Mukmin.
b. Gerakan di Kediri, tahun 1907 dipimpin
oleh Dermojoyo.
Gerakan Keagamaan di Masa Penjajahan
Gerakan keagamaan muncul sebagai protes
terhadap kebobrokan moral yang terjadi karena pengaruh budaya Barat yang dibawa
oleh Belanda.
Gerakan keagamaan merupakan gerakan pemurnian
kembali ke ajaran agama Islam yang semestinya.
Gerakan itu di antara lain:
a. Gerakan Tarekat Naqtsabaniyah dan Qodirah,
tahun 1880 di sebelah utara Banten.
b. Gerakan Budiah, terjadi tahun 1850 di desa
Kali Salak, dipimpin oleh H. Muhammad.