Hasil
alam merupakan kekayaan alam yang dimiliki bangsa Indonesia. Maka dari itu, komoditas
ekspor negara kita berasal dari alam. Pada dasawarsa 1980-an, ekspor terbesar Indonesia
berasal dari minyak dan gas (migas). Pasa masa tersebut, devisa terbesar
diperoleh dari migas.
Namun
pada dasawarsa 1990-an, ekspor nonmigas mulai menunjukkan perkembangan cukup
pesat. Bahkan mulai tahun 2000, nilai ekspor nonmigas lebih besar daripada
ekspor migas. Pada tahun 2006, nilai ekspor nonmigas sebesar Rp79,5 triliun, sedangkan
migas Rp21,8 triliun.
Minyak
menjadi penghasil devisa terbesar Indonesia pada tahun 1980-an.Dalam
pelaksanaannya, pelaku perdagangan antarbangsa bukan hanya negara, tetapi juga
lembaga internasional.
Sejak
November 2006, Indonesia bekerja sama dengan Thailand dan Malaysia untuk
mengatur ekspor karet alam. Sekitar 70% kebutuhan karet di dunia disediakan
Indonesia,Thailand, dan Malaysia.
Ekspor
nonmigas Indonesia dikelompokkan menjadi 4 macam, yaitu industri, perkebunan,
perikanan, hutan, dan tambang nonmigas.
1)
Ekspor hasil industri, antara lain:
a)
pakaian jadi,
b)
minyak kelapa sawit,
c)
kayu lapis,
d)
kayu gergajian,
e)
karet olahan,
f)
kertas,
g)
pupuk,
h)
mebel.
Saat
ini Indonesia merupakan negara penghasil kayu lapis terbesar di dunia. Hasil
industri tersebut diekspor ke Jepang, Hongkong, Singapura, Korea Selatan,
Taiwan, dan Arab Saudi.
2)
Ekspor hasil perkebunan, antara lain:
a)
rotan,
b)
kopi,
c)
lada putih,
d)
lada hitam,
e)
teh,
f)
cokelat,
g)
karet.
Barang
hasil perkebunan diekspor ke Jepang, Singapura, Inggris, Belgia, Belanda,
Jerman, Amerika Serikat, Malaysia, Hongkong, dan Taiwan.
3)
Ekspor hasil perikanan, antara lain:
a)
lobster tawar,
b)
ubur-ubur,
c)
udang,
d)
tuna,
e)
cakalang.
Negara
tujuan ekspor hasil perikanan antara lain Jepang, Singapura, dan Hongkong.
4)
Ekspor hasil hutan, antara lain:
a)
kayu,
b)
rotan,
c)
damar,
d)
kemenyan.
Negara
tujuan ekspor hasil hutan antara lain Jepang dan Singapura.
5)
Ekspor hasil tambang nonmigas,
antara lain:
a)
tembaga,
b)
batu bara,
c)
bauksit,
d)
nikel.
Hasil
tambang nonmigas diekspor ke Jepang, Korea Selatan, dan Thailand.
Selain
ekspor barang Indonesia juga melakukan ekspor jasa. Ekspor jasa yang dimaksud
adalah pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Negara
kita memiliki jumlah penduduk yang besar. Dengan demikian jumlah tenaga kerja
pun juga banyak. Namun, tidak semua tenaga kerja dapat memperoleh pekerjaan di
dalam negeri. Jumlah lapangan kerja di dalam negeri lebih sedikit bila
dibandingkan dengan jumlah tenaga kerja. Maka dari itu, banyak tenaga kerja
Indonesia yang mencari lapangan kerja di luar negeri.
Negara
yang banyak menerima TKI antara lain Malaysia, Korea Selatan, Arab Saudi,
Kuwait, Qatar, Cina, dan Taiwan. TKI juga mendatangkan devisa yang cukup besar
bagi negara. Maka dari itu, mereka mendapat julukan Pahlawan Devisa.