Jika
semua departemen perusahaan bekerja sama melayani kepentingan pelanggan,
hasilnya adalah pemasaran terpadu. Sayangnya, tidak semua pegawai terlatih dan
termotivasi untuk bekerja demi pelanggan. Seorang insinyur mengeluh bahwa
wiraniaga "selalu melindungi pelanggan dan tidak memikirkan kepentingan
perusahaan". Ia menyemprot pelanggan karena "meminta terlalu
banyak".
Pemasaran
terpadu berjalan dalam dua tahap:
Pertama,
beragam fungsi pemasaran seperti tenaga penjualan, periklanan, manajemen
produk, riset pemasaran dan lain-lain harus bekerja sama. Sangat sering
terjadi, tenaga penjualan marah pada manajer produk karena menetapkan
"harga yang terlalu tinggi" atau "target volume yang terlalu
tinggi"; atau direktur periklanan dan manajer merek tidak mencapai kata
sepakat mengenai kampanye iklan. Semua fungsi pemasaran ini harus
dikoordinasikan dari sudut pandang pelanggan.
Kedua,
pemasaran harus dikoordinasikan dengan baik dengan bagian lain perusahaan.
Pemasaran tidak akan berjalan jika ia hanya berupa satu departemen, ia akan
berjalan hanya jika semua pegawai menyadari dampaknya terhadap kepuasan
pelanggan.
Untuk
menyokong kerjasama tim dalam sebuah departemen, disamping menerapkan pemasaran
eksternal, perusahaan juga harus menerapkan pemasaran internal. Pemasaran
eksternal adalah pemasaran yang ditujukan pada orang-orang di luar perusahaan.
Pemasaran
internal merupakan kegiatan mengenai keberhasilan dalam menerima, melatih dan
memotivasi pegawai yang memiliki kemampuan dan ingin melayani pelanggan dengan
baik. Sesungguhnya, pemasaran internal harus lebih dulu ada sebelum pemasaran
eksternal. Tidaklah masuk akal jika perusahaan menjanjikan pelayanan yang luar
biasa sebelum pegawainya siap memberikan pelayanan tersebut.
Banyak
manajer yang yakin bahwa pelanggan adalah kunci untuk meraih keuntungan, oleh
karena itu saat ini sudah banyak perusahaan menggunakan struktur organisasi
modern yang berorientasi pelanggan tetapi juga masih ada yang menggunakan
struktur organisasi tradisional.
Mereka
menganggap struktur/bagan organisasi tradisional merupakan sebuah piramid
dengan presiden direktur di puncak, manajer di tengah, dan karyawan garis depan
(bagian penjualan dan pelayanan, penerima telepon, resepsionis) serta pelanggan
di bawah. Hal tersebut sudah usang. Perusahaan pemasaran yang handal lebih
memahami masalah ini, mereka membalik bagan tersebut.
Di
puncak organisasi adalah pelanggan. Berikutnya adalah karyawan garis depan yang
bertemu, melayani, dan memuaskan pelanggan. Di bawah mereka adalah manajer
madya, yang bertugas menyokong karyawan garis depan untuk melayani pelanggan
dengan baik.
Akhirnya,
di paling dasar adalah manajemen puncak yang bertugas menyokong manajer madya.
Selain itu juga ditambahkan pelanggan di samping untuk menunjukkan bahwa semua
manajer dalam perusahaan langsung terlibat dalam mengenal, bertemu, dan
melayani pelanggan.