Tujuan
konsep pemasaran adalah membantu organisasi mencapai tujuan mereka. Bagi
perusahaan swasta, tujuan utamanya adalah laba, bagi organisasi nirlaba atau
kemasyarakatan, adalah agar ia dapat bertahan hidup dan mengumpulkan cukup dana
untuk melaksanakan kegiatan mereka.
Dalam
organisasi pencari laba, tujuannya tidak semata-mata mencari laba, laba
merupakan produk sampingan dari melaksanakan tugas dengan baik. Perusahaan
menghasilkan uang dengan memusatkan kebutuhan pelanggan lebih baik daripada
yang dilakukan pesaing.
Kebanyakan
perusahaan tidak menerapkan konsep pemasaran sampai terpaksa oleh keadaan.
Salah satu dari perkembangan berikut mungkin mendesak mereka untuk menerima
konsep pemasaran:
· Penjualan yang
menurun: Saat perusahaan menderita penurunan penjualan, mereka panik dan
mencari jawaban.
· Pertumbuhan yang
lambat: pertumbuhan penjualan yang lambat membuat perusahaan kalang kabut
mencari pasar baru. Banyak dari perusahaan ini sadar bahwa mereka perlu
memahami pemasaran untuk mengidentifikasi dan memilih peluang baru
· Pola pembelian yang
berubah: banyak perusahaan beroperasi dalam pasar yang ditandai oleh perubahan
permintaan yang kuat dan terpaksa menerima tantangan tersebut.
·
Biaya
pemasaran yang meningkat: Perusahaan mungkin mendapati pengeluaran mereka untuk
iklan, promosi penjualan, riset pemasaran, dan pelayanan pelanggan lepas
kendali.
Manajemen
kemudian memutuskan sudah saatnya melakukan audit pemasaran untuk menyempurnakan
pemasarannya. Dalam upaya beralih ke perusahaan yang berorientasi pemasaran,
perusahaan menghadapi tiga kendala yaitu penolakan terorganisir, lambat
belajar, dan cepat lupa.
Penolakan
Terorganisir. Beberapa bagian perusahaan (sering kali bagian manufaktur,
keuangan, dan penelitian dan pengembangan) tidak senang melihat peningkatan
peran pemasaran karena mereka yakin bahwa fungsi pemasaran yang lebih kuat akan
mengancam kekuasaan mereka dalam organisasi.
Mula-mula,
fungsi pemasaran dipandang sebagai salah satu dari beberapa fungsi bisnis yang
sederajat dalam hubungan yang saling mengawasi.
Kemudian,
kekurangan permintaan membuat pemasar dapat mengatakan bahwa fungsi mereka agak
lebih penting daripada fungsi yang lain. sekelompok pendukung pemasaran terus
maju dan meyatakan bahwa pemasaran adalah fungsi utama dalam perusahaan karena
tanpa pelanggan, perusahaan tidak akan ada.
Mereka
menempatkan pemasaran ditengah-tengah, dengan fungsi bisnis lain melayaninya
sebagai fungsi pendukung. Pandangan ini menggusarkan manajer lain, yang tidak
ingin bekerja untuk bagian pemasaran. Pemasar yang lebih memahami masalah
memperjelas hal ini dengan menempatkan pelanggan ditengah-tengah perusahaan.
Mereka
mengajukan orientasi pelanggan di mana semua fungsi bekerjasama untuk memahami,
melayani, dan memuaskan pelanggan. Akhirnya, beberapa pemasar menyatakan bahwa
pamasaran masih perlu menempati posisi sentral dalam perusahaan, jika kebutuhan
pelanggan ingin dipahami secara benar dan dipuaskan secara efisien.
Argumentasi
pemasar untuk menerima konsep pemasaran adalah sederhana, diantaranya:
· Asset perusahaan
sangat kecil nilainya tanpa keberadaan pelanggan
· Karena itu tugas
utama perusahaan adalah penarik dan mempertahankan pelanggan
· Pelanggan ditarik
dengan tawaran yang lebih kompetitif dan dipertahankan dengan memberikan
kepuasan
· Tugas pemasaran
adalah mengembangkan penawaran yang lebih baik dan memberikan kepuasan pada
pelanggan .
· Kepuasan pelanggan
dipengaruhi oleh kinerja departemendepartemen lain
· Pemasaran perlu
mempengaruhi departemen-departemen lain tersebut untuk berkerjasama dalam
memuaskan pelanggan
(a)
Pemasaran
sebagai fungsi yang setara
(b)
Pemasaran
sebagai fungsi yang lebih penting.
(c)
Pemasaran
sebagai fungsi utama.
(d)
Pelanggan
sebagai fungsi pengendali
(e)
Pelanggan
sebagai fungsi pengendali dan pemasaran sebagai fungsi integratif
Walaupun
demikian, pemasaran masih sering ditolak oleh banyak bagian. Penolakan ini
terutama cukup kuat dalam industri yang baru pertama kali mengenal pemasaran
contohnya di kantor pengacara, perguruan tinggi, rumah sakit, dan instansi
pemerintah. Perguruan tinggi harus berhadapan dengan ketidakramahan staf
pengajar dan rumah sakit harus berhadapan dengan ketidakramahan para dokter,
kedua kelompok tersebut sering berpendapat bahwa "memasarkan" jasa
mereka akan menurunkan derajat.
Lambat
belajar. Meskipun menghadapi penolakan, banyak perusahaan berhasil
memperkenalkan pemasaran kepada organisasi mereka. Pimpinan perusahaan
membentuk departemen pemasaran, ahli pemasaran dipekerjakan, manajer-manajer
kunci menghadiri seminar pemasaran, anggaran pemasaran dinaikkan dalam jumlah
yang besar, sistem perencanaan dan pengendalian pemasaran diperkenalkan.
Bahkan
dengan langkah ini, proses pemahaman pemasaran berjalan lambat. Cepat lupa.
Bahkan setelah pemasaran ditetapkan, manajemen harus berjuang keras mengatasi
kecenderungan melupakan prinsip-prinsip dasar
pemasaran, terutama pada awal keberhasilan pemasaran.