Syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan
adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan
(Levitt, 1987). Agar hal tersebut tercapai, maka setiap perusahaan harus
berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen
dengan harga yang pantas (reasonable).
Dengan
demikian, setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar
sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai organisasi
yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung
pada perilaku konsumennya.
Melalui
pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi
dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan
mengungguli para pesaingnya. Perilaku konsumen sendiri merupakan
tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses
pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan
tersebut (Engel et al.,1990).
Dari
pengertian ini dapat diketahui bahwa pemahaman terhadap perilaku konsumen
bukanlah pekerjaan yang mudah, tetapi cukup sulit dan kompleks, khususnya
disebabkan oleh banyaknya variabel yang mempengaruhi dan variabel-variabel
tersebut cenderung saling berinteraksi.
Meskipun
demikian, bila hal tersebut dapat dilakukan, maka perusahaan yang bersangkutan
akan dapat meraih keuntungan yang jauh lebih besar daripada para pesaingnya,
karena dengan dipahaminya perilaku konsumennya, perusahaan dapat memberikan
kepuasan secara lebih baik kepada konsumennya (Kotler, et al., 1996).